Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang dapat ditularkan melalui kontak seksual, baik melalui hubungan vaginal, anal, maupun oral. Beberapa jenis PMS yang umum meliputi klamidia, gonore, sifilis, HIV, herpes genital, dan HPV.
Meskipun PMS dapat menyerang siapa saja yang aktif secara seksual, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi karena gejalanya sering kali tidak muncul atau sangat ringan. Oleh karena itu, melakukan tes PMS secara rutin sangat penting untuk mendeteksi infeksi lebih awal dan mencegah penyebaran ke pasangan.
Artikel ini akan membahas kapan seseorang harus melakukan tes PMS, jenis tes yang tersedia, serta langkah-langkah yang perlu diambil setelah mendapatkan hasil tes.
Apa Itu Tes Penyakit Menular Seksual
Tes penyakit menular seksual adalah pemeriksaan medis untuk mendeteksi adanya infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit. Beberapa contoh penyakit menular seksual yang sering diperiksa melalui tes antara lain:
- HIV/AIDS
- Sifilis
- Gonore (kencing nanah)
- Klamidia
- Herpes genital
- Hepatitis B dan C
- Trikomoniasis
- HPV (Human Papillomavirus)
Kapan Harus Melakukan Tes Penyakit Menular Seksual?
Tidak ada jadwal universal yang berlaku untuk semua orang dalam hal pemeriksaan PMS. Namun, berikut adalah beberapa kondisi di mana seseorang dianjurkan untuk melakukan tes:
1. Saat Memulai Hubungan Baru
Sebelum memulai hubungan seksual dengan pasangan baru, sangat disarankan untuk melakukan tes PMS. Ini membantu memastikan bahwa kedua pasangan memulai hubungan dalam keadaan sehat dan bebas dari infeksi menular seksual.
2. Jika Mengalami Gejala yang Mencurigakan
Beberapa gejala yang bisa menjadi tanda infeksi PMS meliputi:
- Keputihan tidak normal atau bau yang tidak sedap
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
- Luka, ruam, atau lepuhan di area genital
- Perdarahan di luar siklus menstruasi
- Pembengkakan kelenjar getah bening di area pangkal paha
Jika mengalami gejala-gejala ini, segera lakukan tes PMS untuk mengetahui penyebabnya.
3. Jika Pernah Berhubungan Seks Tanpa Pengaman
Jika Anda pernah berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom atau pengaman lain, risiko tertular PMS menjadi lebih tinggi. Meskipun tidak merasakan gejala, infeksi bisa tetap ada dalam tubuh dan menular ke pasangan.
4. Jika Pasangan Anda Didiagnosis Mengidap PMS
Jika pasangan Anda didiagnosis mengidap salah satu penyakit menular seksual, segera lakukan tes meskipun tidak mengalami gejala. Beberapa PMS dapat menyebar dengan sangat mudah bahkan tanpa adanya kontak seksual penetratif.
5. Jika Sedang Hamil atau Berencana Hamil
Tes PMS sangat penting bagi wanita hamil karena beberapa infeksi, seperti sifilis, HIV, dan herpes genital, dapat ditularkan kepada bayi selama kehamilan atau persalinan. Pemeriksaan PMS selama kehamilan dapat membantu memastikan kesehatan ibu dan bayi.
6. Jika Berisiko Tinggi Terkena PMS
Orang-orang yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi, seperti pekerja seks komersial atau individu dengan banyak pasangan seksual, disarankan untuk melakukan tes PMS secara rutin.
Jenis Tes Penyakit Menular Seksual
Tes PMS dilakukan berdasarkan jenis infeksi yang dicurigai. Beberapa jenis tes yang umum digunakan meliputi:
1. Tes Darah
Tes darah digunakan untuk mendeteksi:
- HIV
- Sifilis
- Hepatitis B dan C
- Herpes (dalam beberapa kasus, meskipun tes darah herpes tidak selalu akurat)
2. Tes Urin
Tes urin biasanya digunakan untuk mendeteksi:
- Klamidia
- Gonore
3. Tes Usap (Swab Test)
Dokter akan mengambil sampel cairan dari area genital, tenggorokan, atau anus untuk mendeteksi:
- Klamidia
- Gonore
- HPV
- Herpes
4. Tes Pap Smear dan HPV
Tes ini dilakukan untuk wanita guna mendeteksi adanya infeksi HPV dan perubahan abnormal pada sel serviks yang bisa berkembang menjadi kanker serviks.
Kapan Sebaiknya Melakukan Tes Penyakit Menular Seksual?
Tidak semua orang sadar kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes PMS. Berikut beberapa kondisi yang sebaiknya mendorong kamu untuk segera tes:
- Setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom.
- Memiliki pasangan baru dengan riwayat kesehatan yang belum jelas.
- Jika pasangan dinyatakan positif terkena PMS.
- Saat muncul gejala mencurigakan, seperti keputihan tidak normal, nyeri saat buang air kecil, luka di area genital, atau gatal berkepanjangan.
- Bagi mereka yang sering berganti pasangan seksual.
- Sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin untuk pasangan yang berencana menikah atau memiliki anak.
Bagaimana Prosedur Tes PMS Dilakukan?
Setiap klinik mungkin memiliki prosedur berbeda, tapi secara umum langkah-langkahnya seperti ini:
- Konsultasi awal
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, aktivitas seksual, serta gejala yang dirasakan. - Pengambilan sampel
Bisa berupa darah, urine, atau swab dari area yang dicurigai. - Pemeriksaan laboratorium
Sampel akan dianalisis di laboratorium untuk mendeteksi adanya infeksi. - Hasil tes
Hasil biasanya keluar dalam beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung jenis tes. - Tindak lanjut
Jika hasil positif, dokter akan memberikan terapi sesuai jenis penyakitnya.
Seberapa Sering Harus Melakukan Tes PMS?
Frekuensi tes PMS bergantung pada faktor risiko individu. Berikut adalah rekomendasi umum:
- Tes HIV: Setidaknya sekali bagi semua orang dewasa yang aktif secara seksual, dan lebih sering bagi mereka yang memiliki risiko lebih tinggi.
- Klamidia dan Gonore: Wanita di bawah usia 25 tahun atau mereka yang memiliki banyak pasangan seksual dianjurkan untuk melakukan tes setiap tahun.
- Sifilis, Hepatitis B, dan HIV: Orang yang berisiko tinggi, seperti pria yang berhubungan seks dengan pria lain (MSM), pekerja seks, atau individu dengan pasangan positif HIV, sebaiknya dites secara rutin.
- Tes HPV dan Pap Smear: Wanita usia 21-29 tahun dianjurkan untuk melakukan Pap smear setiap 3 tahun, sedangkan wanita usia 30-65 tahun dapat melakukan kombinasi tes HPV dan Pap smear setiap 5 tahun.
Bagaimana Jika Hasil Tes Positif?
Mengetahui hasil tes positif bisa membuat panik. Namun, penting diingat bahwa hampir semua PMS bisa dikelola atau diobati. Berikut langkah yang biasanya disarankan dokter:
- Konsumsi obat sesuai resep – misalnya antibiotik untuk klamidia atau gonore, antivirus untuk herpes, dan terapi ARV untuk HIV.
- Jangan hentikan obat sebelum waktunya agar infeksi benar-benar hilang.
- Lakukan tes ulang setelah perawatan untuk memastikan penyakit sudah terkendali.
- Beritahu pasangan agar ia juga bisa menjalani tes dan pengobatan.
- Terapkan gaya hidup sehat untuk mendukung pemulihan.
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual?
Selain tes, pencegahan juga sangat penting. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
- Setia pada satu pasangan yang sudah jelas riwayat kesehatannya.
- Vaksinasi untuk mencegah hepatitis B dan HPV.
- Rutin melakukan tes jika aktif secara seksual.
- Jaga kebersihan organ intim dan hindari penggunaan barang pribadi secara bergantian.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Hasil Tes Positif?
Mendapatkan hasil tes PMS yang positif bisa menimbulkan kekhawatiran, tetapi penting untuk diingat bahwa banyak infeksi ini dapat diobati atau dikelola dengan baik. Jika hasil tes menunjukkan infeksi PMS:
- Konsultasikan dengan Dokter Dokter akan menjelaskan kondisi Anda, memberikan rekomendasi pengobatan, dan menjawab pertanyaan yang Anda miliki.
- Lakukan Pengobatan Sesuai Anjuran Beberapa PMS dapat diobati dengan antibiotik, seperti klamidia, gonore, dan sifilis. Untuk infeksi virus seperti herpes dan HIV, pengobatan bertujuan untuk mengendalikan gejala dan mengurangi risiko penularan.
- Beri Tahu Pasangan Jika Anda didiagnosis dengan PMS, sangat penting untuk memberi tahu pasangan agar mereka juga dapat menjalani tes dan pengobatan jika diperlukan.
- Hindari Hubungan Seksual Sementara Waktu Tunggu hingga pengobatan selesai atau dokter menyatakan Anda tidak lagi menular sebelum kembali berhubungan seksual.
- Lakukan Tes Ulang Jika Diperlukan Beberapa infeksi PMS memerlukan tes ulang setelah pengobatan untuk memastikan infeksi telah sembuh sepenuhnya.
Kesehatan Seksual Lebih Terjamin dengan Tes PMS di Klinik Utama Pandawa.
Jangan biarkan rasa takut atau malu menghalangi langkahmu untuk menjaga kesehatan. Tes penyakit menular seksual adalah bentuk kepedulian terhadap diri sendiri sekaligus pasangan. Dengan tes sejak dini, kamu bisa mengetahui kondisi kesehatan seksual secara jelas, mencegah komplikasi serius, dan tentu saja melindungi orang tercinta dari risiko penularan.
Di Klinik Utama Pandawa, kamu akan mendapatkan layanan tes PMS yang aman, akurat, dan terjaga kerahasiaannya. Dengan tenaga medis berpengalaman serta fasilitas yang nyaman, Pandawa siap menjadi solusi tepat untuk memastikan kesehatan seksualmu tetap optimal. Yuk, jadwalkan pemeriksaan sekarang dan jalani hidup lebih sehat tanpa rasa cemas!


Tim medis klinik utama pandawa terdiri dari dokter spesialis, perawat, farmasi, dan editor blog yang berkolaborasi untuk menghasilkan konten yang berkualitas di web ini.