Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat berkembang dalam beberapa tahap dan berisiko menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera diobati. Oleh karena itu, tes sifilis sangat penting untuk mendeteksi infeksi sedini mungkin agar pengobatan bisa segera dilakukan.

Namun, banyak orang tidak menyadari kapan mereka perlu melakukan tes sifilis dan di mana bisa mendapatkannya. Artikel ini akan membahas waktu yang tepat untuk melakukan tes sifilis, jenis tes yang tersedia, serta tempat-tempat yang menyediakan layanan pemeriksaan sifilis di Indonesia.


Kapan Harus Melakukan Tes Sifilis?

Tes sifilis sebaiknya dilakukan dalam beberapa situasi berikut:

1. Mengalami Gejala Sifilis

Jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut, segera lakukan pemeriksaan:

  • Luka tidak nyeri di area genital, anus, atau mulut (chancre) yang muncul pada tahap awal sifilis.
  • Ruam merah atau coklat di telapak tangan dan kaki, biasanya muncul pada tahap sekunder.
  • Demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan tanpa sebab jelas.
  • Gangguan penglihatan, pendengaran, atau masalah saraf lainnya yang bisa terjadi pada sifilis laten atau tersier.

2. Setelah Melakukan Hubungan Seks Berisiko

Jika Anda pernah:

  • Berhubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang status kesehatannya tidak diketahui.
  • Memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
  • Berhubungan seksual dengan seseorang yang terdiagnosis sifilis atau IMS lainnya.

3. Sebagai Bagian dari Pemeriksaan Kesehatan Rutin

  • Jika Anda aktif secara seksual, terutama jika memiliki pasangan baru.
  • Sebagai bagian dari skrining IMS bagi individu yang sering berganti pasangan seksual.
  • Jika Anda seorang pria yang berhubungan seks dengan pria (MSM), kelompok ini memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi sifilis.

4. Ibu Hamil atau Pasangan yang Merencanakan Kehamilan

  • Wanita hamil sebaiknya menjalani tes sifilis pada trimester pertama kehamilan untuk mencegah sifilis kongenital, yang dapat menyebabkan cacat lahir atau kematian bayi.
  • Jika pasangan Anda dinyatakan positif sifilis, Anda juga perlu menjalani tes meskipun tidak mengalami gejala.

5. Jika Pernah Terinfeksi Sifilis Sebelumnya

  • Seseorang yang pernah mengalami sifilis masih bisa tertular kembali jika terpapar bakteri lagi. Oleh karena itu, melakukan tes ulang setelah sembuh sangat disarankan.

Jenis Tes Sifilis yang Tersedia

Ada beberapa jenis pemeriksaan sifilis yang dapat dilakukan. Berikut adalah metode yang umum digunakan:

1. Tes Non-Treponemal (Screening Awal)

Tes ini mendeteksi keberadaan antibodi yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap infeksi sifilis. Biasanya digunakan sebagai tes awal:

  • VDRL (Venereal Disease Research Laboratory Test): Tes darah yang mendeteksi antibodi terhadap sifilis.
  • RPR (Rapid Plasma Reagin Test): Tes serupa dengan VDRL tetapi lebih cepat memberikan hasil.
  • Kelebihan: Cepat dan mudah dilakukan.
  • Kekurangan: Bisa memberikan hasil positif palsu jika ada infeksi lain atau penyakit autoimun.

2. Tes Treponemal (Konfirmasi Infeksi)

Jika tes non-treponemal menunjukkan hasil positif, dokter akan melakukan tes lanjutan untuk memastikan adanya infeksi sifilis:

  • FTA-ABS (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption Test): Tes darah untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap sifilis.
  • TPPA (Treponema Pallidum Particle Agglutination Assay): Tes serologi yang juga digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap Treponema pallidum.
  • Kelebihan: Lebih spesifik untuk sifilis dan dapat membedakan infeksi yang sudah lama.
  • Kekurangan: Tidak dapat menentukan apakah infeksi masih aktif atau sudah sembuh.

3. Tes Cepat Sifilis (Rapid Test)

  • Dapat dilakukan dengan sampel darah kecil dari ujung jari.
  • Hasilnya bisa didapatkan dalam waktu 10–30 menit.
  • Umumnya digunakan di klinik atau program kesehatan masyarakat sebagai metode deteksi awal.

4. Tes Cairan Luka

  • Jika terdapat luka khas sifilis, dokter bisa mengambil sampel cairan dari luka tersebut dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi bakteri Treponema pallidum.

5. Tes Sifilis pada Cairan Serebrospinal (LP – Lumbar Puncture)

  • Dilakukan jika dokter mencurigai adanya sifilis laten yang menyerang sistem saraf (neurosifilis).
  • Sampel cairan serebrospinal diambil dari tulang belakang untuk diperiksa lebih lanjut.

Dimana Bisa Melakukan Tes Sifilis?

Di Indonesia, tes sifilis dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan, antara lain:

1. Rumah Sakit dan Klinik Spesialis IMS

  • Klinik Utama Pandawa – Menyediakan layanan pemeriksaan dan pengobatan sifilis dengan dokter berpengalaman.
  • Rumah sakit umum dan swasta yang memiliki layanan laboratorium medis.

2. Puskesmas

  • Beberapa Puskesmas menyediakan tes sifilis gratis atau dengan biaya terjangkau, terutama untuk ibu hamil dan kelompok berisiko tinggi.

3. Laboratorium Medis Swasta

  • Lab seperti Prodia, Kimia Farma, atau Parahita biasanya menawarkan tes sifilis dengan hasil yang cepat.

4. Klinik Kesehatan Seksual

  • Klinik-klinik khusus yang menangani kesehatan seksual juga sering menyediakan layanan tes sifilis dan IMS lainnya dengan layanan yang lebih privat.

5. Program Pemerintah atau LSM

  • Organisasi kesehatan masyarakat atau LSM sering mengadakan program tes sifilis gratis bagi kelompok berisiko.

Kesimpulan

Tes sifilis sangat penting untuk mendeteksi infeksi sejak dini dan mencegah komplikasi serius. Anda sebaiknya melakukan tes jika mengalami gejala sifilis, pernah berhubungan seksual berisiko, sedang hamil, atau termasuk dalam kelompok rentan.

Terdapat berbagai metode tes sifilis yang dapat dilakukan, mulai dari VDRL, RPR, FTA-ABS, hingga rapid test. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di rumah sakit, klinik spesialis IMS, laboratorium medis, atau Puskesmas.

Jika Anda membutuhkan layanan tes sifilis yang cepat, akurat, dan aman, kunjungi Klinik Utama Pandawa untuk pemeriksaan dengan tenaga medis profesional. Jangan ragu untuk menjaga kesehatan Anda dan pasangan dengan melakukan tes sifilis secara berkala!