Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, termasuk wanita, dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati. Mengenali gejala sifilis pada wanita sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas tahap-tahap sifilis, gejala-gejala yang muncul, serta langkah pencegahan dan pengobatannya.


Apa Itu Sifilis?

Sifilis adalah infeksi bakteri yang menyebar melalui kontak seksual, termasuk hubungan vaginal, anal, maupun oral. Penyakit ini juga dapat ditularkan dari ibu hamil ke janinnya melalui plasenta atau selama proses persalinan. Sifilis dikenal sebagai “peniru ulung” karena gejalanya sering menyerupai penyakit lain, sehingga sulit didiagnosis tanpa pemeriksaan medis.


Tahap-Tahap dan Gejala Sifilis pada Wanita

Sifilis berkembang dalam empat tahap: primer, sekunder, laten, dan tersier. Setiap tahap memiliki gejala yang berbeda.

1. Tahap Primer

Pada tahap ini, gejala biasanya muncul dalam 10–90 hari setelah terpapar bakteri. Gejala utama meliputi:

  • Luka (chancre): Luka kecil, bulat, tidak nyeri yang muncul di area tempat bakteri masuk, seperti vagina, anus, mulut, atau leher rahim.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening: Kelenjar di sekitar luka mungkin terasa bengkak.

Luka ini sering kali tidak disadari karena tidak menimbulkan rasa sakit dan bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu, meskipun bakteri tetap ada di dalam tubuh.

2. Tahap Sekunder

Jika tidak diobati, sifilis masuk ke tahap sekunder, yang ditandai dengan:

  • Ruam kulit: Biasanya muncul di telapak tangan dan kaki, tetapi juga bisa di area tubuh lain. Ruam ini tidak gatal.
  • Luka basah: Luka kecil, basah, dan berwarna abu-abu di area genital atau mulut.
  • Gejala mirip flu: Demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
  • Kehilangan rambut: Rambut bisa rontok dalam jumlah besar.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening: Kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan terasa bengkak.

Gejala tahap ini dapat hilang meskipun tanpa pengobatan, tetapi infeksi tetap berlanjut ke tahap berikutnya.

3. Tahap Laten

Tahap laten adalah fase tanpa gejala. Meskipun tidak ada tanda-tanda penyakit, bakteri tetap aktif di dalam tubuh. Tahap ini bisa berlangsung bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi sifilis tersier.

4. Tahap Tersier

Tahap ini terjadi pada 15–30% penderita sifilis yang tidak diobati. Gejalanya melibatkan kerusakan serius pada organ tubuh, seperti:

  • Kerusakan otak dan sistem saraf: Dapat menyebabkan kebutaan, demensia, atau stroke.
  • Kerusakan jantung: Termasuk aneurisma atau kerusakan katup jantung.
  • Kerusakan organ lain: Seperti hati, tulang, dan sendi.

Komplikasi ini bisa mengancam nyawa.


Risiko Sifilis pada Wanita Hamil

Sifilis pada wanita hamil dapat menyebabkan sifilis kongenital, yaitu penularan infeksi dari ibu ke janin. Ini bisa mengakibatkan:

  • Keguguran atau kelahiran prematur
  • Bayi lahir mati (stillbirth)
  • Bayi dengan kelainan bawaan, seperti ruam, pembengkakan hati, atau kerusakan tulang

Tes sifilis selama kehamilan sangat penting untuk mencegah komplikasi ini.


Bagaimana Sifilis Didiagnosis?

Untuk mendiagnosis sifilis, dokter akan melakukan:

  1. Pemeriksaan fisik: Melihat gejala seperti luka atau ruam.
  2. Tes darah: Mendeteksi antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.
  3. Tes cairan luka: Jika ada luka, sampel cairan diambil untuk memeriksa keberadaan bakteri.

Pengobatan Sifilis

Sifilis dapat diobati dengan antibiotik, terutama penisilin. Berikut adalah langkah-langkah pengobatan:

  • Suntikan penisilin: Diberikan satu kali untuk sifilis tahap awal atau beberapa kali untuk tahap lanjut.
  • Pantau perkembangan: Setelah pengobatan, dokter akan memantau respons tubuh melalui tes darah berkala.
  • Obati pasangan seksual: Pasangan seksual juga harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan untuk mencegah infeksi berulang.

Penting untuk menyelesaikan seluruh pengobatan sesuai instruksi dokter, meskipun gejala sudah hilang.


Cara Mencegah Sifilis

Mencegah sifilis lebih mudah daripada mengobatinya. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan:

  1. Gunakan kondom: Kondom dapat mengurangi risiko penularan bakteri.
  2. Setia pada satu pasangan: Memiliki pasangan seksual yang setia dan bebas PMS dapat menurunkan risiko.
  3. Tes rutin: Lakukan tes PMS secara berkala, terutama jika aktif secara seksual.
  4. Hindari kontak dengan luka terbuka: Hindari kontak langsung dengan luka atau ruam yang mencurigakan.
  5. Edukasi seksual: Tingkatkan kesadaran tentang PMS dan cara mencegahnya melalui pendidikan seksual.

Kesimpulan

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang serius tetapi dapat diobati jika terdeteksi lebih awal. Pada wanita, gejala sifilis sering kali tidak terlihat atau menyerupai penyakit lain, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan medis secara rutin. Jika kamu merasa berisiko atau mengalami gejala seperti luka di area genital, ruam, atau pembengkakan kelenjar getah bening, segera konsultasikan dengan dokter.

Ingat, kesehatan seksual adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan. Dengan memahami gejala, risiko, dan cara pencegahan sifilis, kita dapat melindungi diri sendiri dan pasangan dari bahaya penyakit ini.